Widianti Widjaja: Menjaga Warisan Batik Legendaris Oey Soe Tjoen dengan Disiplin dan Dedikasi di Taman Ismail MarzukiWidianti Widjaja, yang juga dikenal dengan nama Oey Kiem Lian, adalah generasi ketiga penerus batik legendaris keluarga Oey Soe Tjoen (OST).
Sebagai penerus, Widianti telah mengemban tanggung jawab menjaga dan meneruskan tradisi batik berkualitas tinggi yang telah dikenal luas, khususnya dari wilayah Pekalongan dan Lasem.Pameran batik karya keluarga OST yang dipandu langsung oleh Widianti digelar dari tanggal 26 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Galeria Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl. Cikini Raya No. 8, Jakarta.

Pilihan lokasi pameran ini tidak didasarkan atas kemewahan, melainkan nilai seni dan perjuangan melestarikan ruang berkesenian di jantung Kota Jakarta.
Widianti menjelaskan bahwa meskipun ada tawaran untuk mengadakan pameran di lokasi lebih elit seperti di Sampoerna Strategik, dia lebih memilih TIM yang tengah berjuang membangkitkan geliat seni di tengah kontroversi dan masa terbengkalai.
“TIM adalah rongga berkesenian yang mempertemukan berbagai kalangan masyarakat dan harus diberi kesempatan untuk dipandang ulang,” ungkap Widianti.
Salah satu nilai penting yang ingin ditanamkan Widianti pada para pengunjung pameran adalah disiplin waktu. Menurut dia, disiplin waktu bukan sekadar soal ketepatan jam, tetapi mencerminkan karakter dan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dari pengalamannya berinteraksi dengan pelaku usaha dan seniman batik di Pekalongan dan Lasem, Widianti menilai ketidaktepatan waktu dalam memulai acara menunjukkan kurangnya rasa hormat. Sebaliknya, pengalamannya dengan pembeli dari Eropa, Amerika, Jepang, dan Korea menegaskan sebaliknya, yakni kedisiplinan yang tinggi, di mana klien dari Jepang biasanya sudah hadir 15 menit sebelum waktu pertemuan yang dijadwalkan. Untuk itu, pengunjung yang berminat mengunjungi pameran harus mendaftar secara online dan masuk tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan waktu tunggu maksimal 30 menit.
Melewati batas waktu tersebut, pengunjung tidak diperkenankan masuk.Berbicara soal masa depan batik, Widianti mengaku bahwa takdir yang akan menuntun kelangsungan batik Oey Soe Tjoen. Namun secara tradisi keluarga, penerus usaha dan seni membatik harus berasal dari garis keturunan yang memiliki kemampuan setara dengan generasi sebelumnya, termasuk dirinya.
Prinsip ini menjaga standar kualitas dan keaslian teknik yang diwariskan. Pada kesempatan pameran tersebut hadir pula Wadyo Pandapotan Pasaribu, murid Widianti yang telah diajarkan teknik canting dan standar kualitas batik khas OST.Dengan segala dedikasinya, Widianti Widjaja alias Oey Kiem Lian membuktikan bahwa warisan batik OST tidak hanya soal produk, tapi juga nilai disiplin, penghargaan terhadap seni, dan perjuangan dalam menjaga ruang seni di tengah dinamika zaman.